Selasa, 08 Desember 2020

 

                LOVE FROM THE HEART.

 

                Cerpen ini ku persembahkan untuk temanku sahabatku tetanggaku saudaraku musuhku sachiee.

Selamat membaca (aku tau abis ini dia pasti berkomentar begini “nggak penting sekali.”

 

 

                Mata alenaa terpaku pada sosok di depan ku, seorang pria yang bercelana pendek dan berkaus oblong dengan rambut hitam legam yang teriup angin.

“iya tau kok aku ganteng,”ujar ezra sambil memainkan smartphonenya.

Saat itu mereka di cafe langganan mereka, bukan cafe mewah hanya cafe biasa yang sederhana tapi selalu menyenangkan karena wifinya lancar.

“idih najis, bisa ga jangan alay,”ujar alenaa sambil meminum spritee dinginnya, mulutnya sedikit membentuk lengkungan keatas.

“kalo nggak ganteng, mana mungkin kamu mau,”ujar ezra. Mendengar hal itu alenaa hanya geleng geleng kepala mengambil headphonenya dan meneruskan menonton drama korea yang tadi sempat tertunda.

“beb,”panggil ezra sambil menggigiti sedotan fantanya, aleena menoleh ke arah samping dan cup sebuah kecupan singkat mampu membuat gadis itu tersenyum manis.

“manis,”ujar ezra lagi sambil mengambil permen yupi milik alenaa.

“iya memang manis makanya aku beli,”ujarnya dengan mata tetap terpaku pada layar laptopnya.

“bukan yupi tapi kamu,”gunggam ezra lagi, setelah itu alenaa terbatuk batuk dengan pipi yang memanas.

               

                “dari mana kamu?”sebuah teriakan nyaring membuat gadis berambut sepinggang itu berhenti di depan pintu kamar.

“jalan ke cafe,”ujar alenaa malas.

“sama laki laki itu?”tanya penny sinis tangannya sedari tadi sibuk menghitung hitung koleksi tupperware.

“kenapa ga boleh, dia punya nama ma, namanya ezra,”ujar alenaa masuk ke kamarnya dan membanting pintunya.

Elenaa lelah capek, perlakuan dan tuntutan keluarganya membuat hidupnya berat seakan akan ia tak di ijinkan bahagia, seakan akan dia tak bisa bahagia.

“andai saja kalian tahu aku bahagia saat bersamanya, aku merasa hidup ku lengkap dengan dia di sisiku.”

 

Gadis itu menahan isakannya duduk dengan memeluk lututnya di sudut ranjang, dadanya sesak hatinya pilu, seakan akan ada sebuah batu besar yang menghimpitnya tak terlihat tapi bisa di rasakan, tangisannya berhenti saat ponselnya berbunyi dengan nama ezra di layarnya.

“halo,”ujar alenaa menahan suaranya agar tak terdengar seperti habis menangis.

“aku udah nyampe, lagi apa?”tanya suara dari sebrang.

“lagi lanjutin drama korea yang tadi,”ujar alenaa menatap laptopnya yang tertutup.

“pantesan suaranya kek abis nangis,”ujar ezra tertawa.

“iyalah makanya ikutan nonton jadi bisa mewek bareng,”ujar gadis itu tersenyum.

Begitulah ezra dengan perhatian kecilnya, dengan lelucon leluconnya mampu membuat alenaa tertawa.

 

                Pagi itu tak seperti biasanya penny sibuk memberesi koper di hadapannya, sesekali mulut wanita berusia 40an itu berkomat kamit, setelah memastikan semuanya tersedia penny mengetuk pintu anak gadisnya.

“bangun lenaa,”ujar penny membuka horden dan membiarkan cahaya matahari mnerangi kamar alenaa.

Gadis itu mengusap wajahnya dengan kasar, menatap penny dengan raut bingung saat melihat dua buah koper di ruang tengah.

“mama mau ke riau lagi?”tanyanya dengan setengah menguap.

“bukan mama tapi kita,”ujar penny sambil menyilangkan tangan di atas dada.

“hah tumben aku di ajak, biasanya mama cuman ajak mas arka sama rendy.”

“kali ini kita ga liburan, papa suruh kamu tinggal di sana supaya nggak dekat dekat dengan laki laki itu.

Gadis itu tersentak, perlahan air mata menggenang di pelupuk, sekali saja jika ia berkedip maka ia yakin air mata itu pasti akan terjatuh.

“lenaa ga mau,”ujar gadis itu, tak akan ia biarkan airmatanya menetes di depan mamanya, tak akan pernah.

“ini perintah dari papa, papa udah nunggu kamu di rumah sana.

“kalau lenaa ga mau gimana?”ujar alenaa datar tanpa emosi.

“ALENAA MAHENDRA,”teriak penny airmatanya terjatuh, wanita itu terkulai duduk sambil menghapus airmatanya dengan jari.

“kenapa nggak langsung bunuh aja ma? Kenapa mama malu liat anak mama jalan dengan seorang lelaki yang latar belakangnya dari keluarga sederhana, mama malu, tapi ma lenaa lebih malu dengan keluarga kita.”

“apa maksud kamu ujar penny mengadahkan kepalanya menatap sosok alenaa yang bersandar di depan pintu kamarnya.

“alenaa malu ma, mama papa memang kaya tapi mama sama papa miskin di hati, mama lupa bahwa baik mama papa lenaa dan ezra sekalipun adalah ciptaan tuhan, mama lupa uang yang mama dapatkan juga rezeki dari tuhan, mereka memang nggak sekaya kita, tapi hati mereka ma,itulah kenapa lenaa merasa damai di samping ezra.”

Semua terdiam tidak ada yang berbicara tidak penny tidak pula alenaa.

“udah?”tanya penny bangkit dari duduknya.

“belum, mama tau jabatan gelar dan uang yang mama miliki sekarang, itu tak akan di bawa mati,alenaa benci kalian.”

Gadis itu mengusap pipinya hatinya semakin perih akan takdir yang ia miliki.

Ezra yang ia butuhkan hanya lelaki itu.

 

Bersambung.

 

( untuk sachiee dan egitt maaf telah membuat kesalahan di masa lalu, tapi aku harap buatlah kisah cinta yang manis agar aku bisa menentukan happy ending untuk cerpen ini salam dari gunjam aka gabby sorry klo agak lebay hehe)

Senin, 22 Juni 2020


                                                                                Bayangan mu

                Angin sepoi sepoi meniup rambut Noah hingga berantakan, noa berdiri dan membiarkan bawahan jeansnya basah oleh air laut.
“cantik ya,”celetuk Sherly memandang kagum hamparan laut luas.
“ga secantik kamu,”ujar Noah berbisik di telinga sherly.
“ih gombal, gombalan kamu tuh basi tau,”ujar sherly mencibir.
“tapi suka kan,”goda Noah.
“kamu ih malu tuh di liatin sama orang orang,”ujar Sherly menunjuk orang orang yang berlalu lalang.
“aku ga perduli sama mereka, aku haus Sher kamu mau es kelapa muda?”tanyanya sambil membelai rambut coklat milik kekasihnya.
“yuk beli aku juga haus abis itu duduk di pondok pondokkan situ ya,”tunjuk Sherly.
“bang es kelapanya dua saya tunggu di pondok yang ujung situ,”tunjuk Noah.
“dua bang enggak kebanyakan?”tanya tukang es heran.
“enggak bang cepetan di antar ke sana kalo udah.”

                “bund, yah gimana kalian udah nentuin tanggal buat nikahan kita?”tanya Noah saat sedang makan malam.
“uhuk uhuk, bunda kan bilang nak, kalau tahun ini ga ada yang bagus tanggalnya, adanya tahun depan,”jelas bunda dengan pandangan sedih.
“enggak papa kok bun kita paham kok, bunda jangan sedih dong.”
“Noah habiskan makanannya terus obat kamu juga di minum, bunda mau ke kamar sebentar.”
“obat apa yah aku kan sehat begini.”
“lah kamu ini masih muda udah pikun obat dari dokterlah, kan kemaren kamu sakit.”
“oh iya mungkin aku yang lupa.”

                Sherly membaringkan dirinya di pangkuan Noah yang sedang bergaming ria, di sinilah ia berada di kamar Noah, ia memang sering bermain main di rumah Noah dan kadang kadang juga menginap tidur sama bunda tapi.
“di undur lagi yang?”tanya wanita berambut sebahu itu.
“he emm  hachiiim, ya ampun yang kemoce eh rambut kamu bikin aku bersin, tuh tuh tuh kalah kan yaaaaah,”ujar Noah heboh sendiri.
“apa kamu bilang kemoceng, jahat banget sih rambut aku di samain kayak sekumpulan bulu ayam.”
“maaf deh maaf hehehe.”
“udah salah malah nyengir lagi, enggak ada akhlaknya emang kamu yang,”ujar Sherly melempar bantal ke muka Noah.
“wadooow, sakit ini,”ujar Noah pura pura meringis.
“bodo amat,”ujar Sherli hendak keluar.
“eh mau kemana yang?”
“bantuin bunda masak.”
“yang I LOVE YOU.”
“bodo amat,”ujar Sherly memeletkan lidah.

                “wuiih haruuum masak apaan bund Sher?”tanya Noah ketika aroma masakan memasuki indra penciumannya.
“bunda cuman masak perkedel sama soto ayam kok,”ujar wanita berjilbab maroon tersebut.
“bund Sherly mana?”tanya Noah.
Bunda yang tadinya ingin menyendokan nasi pun tertegun.
“bun kok diem?”
“aduh bunda lupa bilang tadi kayaknya dia itu buru buru abis nerima telfon, Sherly memang minta bunda bilang sih ke kamu, tapi bunda lupa.”
“udah udah makan dulu lanjut ngobrol.”ujar ayah menengahin obrolan kami.

POV Noah.
                “Sayang.”
Aku menatap mata Sherly dalam dalam, hari ini dia cantik sekali dengan balutan gaun putih bersih, wajahnya seakan akan bercahaya dan matanya seperti manik obsidian.
“sayang?”tanyanya sambil membalas tatapan mataku.
“enggak yang, eh ini di mana?”tanyaku sambil melihat sekeliling sejauh mata memandang hanya ada warna putih yang bersih.
“kamu ga perlu tahu yang, yang aku berterimakasih atas cinta yang selama ini kamu berikan, tapi aku juga mohon tolong jangan seperti ini.”
“maksud kamu?”
“lupakan aku, cari penggantiku aku yakin kamu bisa jika dengan melupakan aku kamu nggak akan sesakit ini,”ujarnya dengan air mata berlinang.
Pelan pelan bayangannya mulai pergi menghilang hanya menyisakan kabut kabut tipis, tak ada lagi yang tersisa, senyuman, airmata, tawa, semua seakan di ambil paksa dari tanganku.
“Sher.”
“Sherly.”
“AAAAAA SHERLYYYYYYYYYYYYY.”
Aku terbangun dari mimpi burukku, ku arahkan pandangan ke jam dinding, masih jam dua belas malam.
Aku baru saja memejamkan mata tiba tiba sebuah bayangan menari nari di kepalaku.
“maaf aku minta maaf,”ujar Sherly di pelukan ku seluruh tubuhnya bersimbah darah.
“jangan aku mohon jangan aku nggak akan sanggup Sher.”ujarku mengeratkan pelukan.
“maaf terimakasih.”
Setelah itu beberapa petugas mengangkat tubuhnya di atas ambulance.
Aku membuka mataku, bayangan itu, mimpi itu, nggak nggak Sherlyku masih hidup nggak dia masih hidup, masih hidup SHEEERLYYYYYYYYY.”
Tak lama kemudian ayah membuka pintu kamar dan di susul oleh bunda.
“bundaaa bunda Sherly bund Sherly ak....”
Bunda memelukku dengan erat, kutumpahkan semua airmata hingga bajunya basah.
“iklash nak iklashkan Sherly noah,”ujar bunda lirih.
“gimana bisa bun Noah ga bisa,”ujarku tak terima.
“Noah sayang sam......”
“Noah,”panggil Sherlly dari belakang badan bunda.
“Sher, sayang kamu di sini, aku mimpi buruk sayang.”
Aku berjalan menghampirinya, sekilas dapat kulihat wajah ayah dan bunda tertunduk lesu.
“noah besok kita ke dokter lagi ya sayang, sekarang kamu tidur dulu,”ujar bunda dengan suara bergetar.

               
                SATU TAHUN KEMUDIAN.

“hai Sher, maaf aku baru ke sini, butuh waktu satu tahun untuk membuat pikiranku normal kembali.”
“seperti yang kamu minta, aku akan coba melupakan kamu, tapi Sher nama kamu akan tetap ada di relung hati aku, ada sebuah ruangan khusus yang tidak bisa di ganggu orang lain, Sher aku pergi ya, seperti kamu yang udah bahagia di sana aku juga akan mencari kebahagianku di sini assalamualaikum.”
Ku tatap makam itu sekali lagi dan menaruh bunga tepat di atas rerumputan, bunga mawar putih ke sukaannya.
“Terimakasih atas cinta yang pernah kamu berikan, terimakasih untuk mengingatkan aku akan pentingnya kebaikan, andai saja kamu tahu bayi yang kamu tolong waktu itu sekarang sudah bisa berjalan dan berbicara, terimakasih banyak atas semuanya aku beruntung pernah mengenalmu.
Tamat

Rabu, 10 Juli 2019

AWAL MULA


Ku persembahkan untuk avica dini dan benny semoga keluarga kecil kalian bahagia selalu.

Sepanjang mata ku menjelajah hanya ada lautan yang terlihat, aku menunduk melihat pasir putih yang ada di kakiku, terkadang aku berdecak kagum atas kuasanya.
“DORR ummy,”seorang gadis mungil berambut sebahu mengaggetkan ku
“Avica kalau ummy jantungan gimana?”tanya ku sambil merapikan rambutnya yang di mainkan oleh angin pantai,
“hehe abisnya Avica panggil panggil ga nyahut,”ujab gadis berumur 6 tahun
“hubby mana nak?”tanya ku ke putri kecilku
“tuuuuh nerbangin layangan, tapi ga bisa bisa ummy hihi.”
Aku menyipitkan mataku ke sisi pantai yang lain terlihat seorang pria mencoba menerbangkan layangan, ini dia salah satu ke ajaiban tuhan yang lainnya
Aku selalu jatuh cinta dengan suamiku sendiri, jatuh cinta dengan tawa tengilnya yang renyah, jatuh cinta dengan matanya yang indah,  jatuh cinta dengan semua yang ada di dirinya aku pikir aku beruntung mendapatkan dia sebagai belahan jiwa ku.
“ummy.”
Aku menoleh dan mendapatkan Avica duduk di sampingku.
“apa nak?”tanya ku
“ummy ceritain dong kenapa ummy sama hubby bisa menikah,”ujarnya polos
Aku tersenyum menatap ke arahnya yang sudah berhasil menerbangkan layangannya,
Pertanyaan Avica mengingatkan ku akan saat pertama kali bertemu dengan dia.
Augt 2003.
Dini POV
Namanya Ardhiansyah putra seorang anak sulung dari dua beradik, mereka baru saja dua minggu pindah rumah di samping ku.
Hari itu hari kamis dia ke rumah kami dengan membawa sekotak kue bolu, yang ku ingat dia hari itu masih mengenakan seragam putih abu abu.
“permisi,”ujarnya sambil menggaruk kepala yang tak gatal,
“cari siapa bang?”tanya ku berdiri karena saat itu aku sedang merujak dengan sepupu dan tetangga.
“anu kita baru pindah, ini dari papa,”ujarnya kikuk.
“oh makasih bang, mau ngerujak bareng?”tawarku basa basi
“ ga usah makasih maaf ganggu.”
“aah harusnya kita yang bilang makasi bang,”ujar salah seorang sepupuku.
. . .
Aku suka dengan warna matahari yang tenggelam, tinggal di dekat pantai membuatku lebih mengsyukuri atas kuasanya.
“ehem.”
Aku menoleh mencari dari mana suara deheman itu, dan ternyata suara deheman itu berasal dari seorang pria bernama ardhi
“ngelamun aja ntar ke sambet,”ujarnya ringan di sisi kirinya terdapat seorang pria berwajah jutek.
“ga ngelamun bang tapi menikmati suasana nya, tumben turun ke pantai?”tanyaku
“kita lagi jenuh, iya kan ben,”tanya Ardhi, yang di tanya melengos melihatnya membuatku kesal seketika.
“bang aku pulang duluan.”ujarnya ketus, tanpa babibu ia meninggal kan aku dan bang Ardhi.
“siapa bang jutek amat?”ucapku berdecak kesal.
“dia adek abang lah namanya Benny,”jawab bang Ardhi.
“oh adeknya abang, sifatnya kebalikan banget bang sama abang?”ujarku sinis
“abaikan aja dia lagi datang mars kali,” jawaban bang Ardhi sontak membuat ku tertawa.
“bang pulang dlu ya udh magrhib, oh iya makasih kuenya enak,”ujar ku basa basi.
Bang ardhi mengangguk aku melangkah kan kaki ku menuju rumah.
...
Aku mencoba berlari sekuat tenaga, tetapi semuanya gagal di depan mata.
“pak bukain gerbang lah saya kan cuman terlambat setengah menit,”ujarku ngos ngosan
“maaf dek bapak mana berani tahu sendiri kan kamu ibu Indah.”
Aku terkulai lemas, absen sudah pasti apalagi smp XX terkenal dengan guru killernya.
“udah lah, santai aja itu ada anak yang sudah tahu terlambat masih jalan santai pula.”ujar pak satpam sontak aku menolehkan kepalaku, di depan ku terlihat seorang pria dengan seragam putih biru yang berjalan dengan santai ala di pantai.
“benny,”batinku
Yang si empunya nama menghampiri satpam di depan ku.
“permisi pak saya anak baru, kemarin saya udah daftar, bisa antar ke ruang guru gak pak,”
“dek minta antar sama dini aja dia hafal lokasi lokasi sekolah.”pak satpam mengedipkan matanya ke arahku.
“YESSS bisa masuk juga batin ku.”
Benny memandang ku dari ujung kaki sampai ujung kepala, tak lama kemudian dia menghela nafas panjang.
Apaan coba emang aku pernah buat salah sama dia, sekesal kesalnya aku otakku masih berfungsi dengan baik jadi ku cepat cepat memasang senyumku selebar mungkin.
“pak bisa nggak bapak aja yang NGANTERIN saya?”kali ini ucapanya membuat ku melotot, ya tuhan saat ini aku ingin mencekik lehernya dan bilang., AKU MAU MASUKKKKKK.
“waduh dek, bukanya bapak ga mau tapi itu bapak harus meminta keterangan mereka kenapa bisa terlambat,”ujar pak satpam, dia memalingkan wajah nya di seberang jalan terlihat tiga orang anak dengan seragam putih biru.
“ya udah deh pak gapapa aku sama dia aja,”ujarnya ketus.
Pak satpam membukakan pintu gerbang sekolah, dia melangkah masuk tanpa menoleh ke arahku.
‘dimana ruang gurunya?”tanyanya dingin
“di sana tuuh.”decak ku sebal nih orang salah makan apa emang sifatnya begitu?”
“kamu ga malu? Setidaknya setelah memanfaatkan orang kamu harus mengantar dong bukan nunjukin jalan,”kali ini suaranya pedas.
“apaa....”
“oh iya maaf aku lupa perempuan emang gitu kan, taunya cuman bisa manfaatin pria.”
Dia berjalan menuju jalan yang ku tunjukan, demi tuhan pengen banget rasanya nimpukin kepalanya pake sepatu.
“tenang Dini, tenang kamu ga mau kan kena hukuman gara gara nimpukin anak baru.”

...
Bel berbunyi menandakan aktifitas sekolah sudah di berhentikan, tak lama kemudian segerombol murid putih biru sudah keluar dari gerbang sekolah.
“din.”
“diniiiiii,”
Yap ini dia yang di panggil menoleh, gadis berperawakan mungil itu mencari sumber suara.
“hosh hosh din hosh kamu haaah.”
“hah ngomong apaan sih nggak jelas kayak abis lari maraton aja wi?”tanya ku
“din, aduh cepet amat sih jalannya haaaah capek duduk dulu di halte sana,”ujar dewi
“ya udah yuk duduk dulu.”ujarku mengiyakan pendapatnya.

                “jadi kenapa Dew?”tanya ku setelah dia mengatur nafasnya.
“Din tau ga di kelas aku ada anak baru, terus dia itu asyik dengan cowok tapi  kek kutub selatan ke cewek, “
“udahlah ngapain anak model gitu kita gubris, dia mau temenan ok ga mau juga ga papa,”ujarku cuek
“ga cuman gitu aja Din, dia jadi idola anak anak gara gara sifat kerennya itu,”ujar dewi sambil senyum
“haaaah idola anak ana....”aku terdiam tak melanjutkan kata kataku, di depanku ada dia yang melihatku dengan sinis.
“kamu masih punya hutang sama aku,”ketusnya
Dia menelanjangiku dengan sorot matanya yang tajam, di sisi kiriku kudapatkan Dewi tersenyum salah tingkah.
“jadi?”tanya ku balik ketus.
“antarin aku pulang, hutang kamu lunas,”ujarnya dingin
Aku memejamkan mata sebentar dan menimbang nimbang, ingin rasanya mencoret coret mukanya pake spidol yang ada di dalam tas ku, tenang dini tenang.
“ok.”
“aku duluan Dew,”pamitku, yang di pamitkan senyum senyum ga jelas,
“ya udah ayo ikut.”
Yang di ajak hanya menatap dingin.

Aku percaya manusia bernama benny itu adalah seorang penyihir yang menyamar, gimana enggak aku kayak punya hutang nyawa aja sama dia.
Dan di sinilah aku duduk santai di teras bang ardhi.
“di minum lah, makasih ya udah nganterin benny,”ujar bang ardhi
“hmm gapapa kok bang ga usah repot repot lah, aku langsung pulang aja,”
“ga repot kok din santai aja lah.”ujarnya tersenyum.
“hmm dinn.”
“ya bang kenapa?”
“abang kok ga pernah lihat cowok kamu?”
“bukan ga pernah bang tapi emang ga ada hehe,”ujarku sambil cengengesan.
“klo gitu abang boleh daftar dong?”ujarnya sambil menggaruk kepala yang tak gatal.
“maaf bang bukannya dini nolak bang, cuman dini ngerasa masih belum waktunya aja, dini masih smp masih perlu belajar banyak bang, bukan kayak anak sma yang udah dewasa,”ujarku merasa bersalah.
“ya udah ga usah di masukin ke hati din, lagian abang cuman bercanda kamu bawaannya serius banget udah kayak anak yang di dalam,”
“ya aku takut aja bang bikin orang sakit hati, oh iya benny itu kenapa sih?”tanyaku
“kenapa gimana?”yang di tanya malah balik nanya.
“ya dia itu orangnya memang judes dan dingin gitu atau itu hanya untuk jaga image doang?”
“ga gitu din, benny sifatnya ga begitu, dia itu baik ramah dan orang nya kecicilan,”ujar bang ardhi sambil menghela nafas.
“lalu kok bisa gitu bang? kayak beruang kutub, dingin banget,”keluh ku sebal
“nggak gitu din semua itu berawal dari....”
“dari apa bang?”tanya ku makin penasaran.
“ada deh klo mau tau deketin orangnya tanya sendiri.”
“hehehe ya udah deh bang makasih ya dini langsung pulang aja assalamuallaikum,”pamitku
“walaikum salam.


Halo saya gabby cerpen dini benny untuk chapter satu sampe di sini dulu ya, dan mohon doain supaya bisa cepet nulis chapter selajutnya J

Minggu, 26 Mei 2019

PENUMPANG DI TENGAH MALAM


SPESIAL BUAT BENNY DI BACA YA BEN JANGAN DI KUNYAH PUASA SOALNYA.


Aku memarkirkan mobilku di depan halte bus, jam menunjukan pukul 00.00.
sial aku harus terpaksa pergi ke kota singkawang karena ada masalah perusahaan, dan yang membuat ku pusing besok pagi aku harus menghadiri metting penting.
sebenarnya aku benar benar mengantuk, tapi bagai mana pun aku harus melanjutkan perjalan pulang.
baru saja aku menghidupkan mesin tiba tiba jendela penumpang di ketuk seseorang.
“siapa?”tanyaku sambil membuka jendela mobil.
Aku melihat seorang perempuan cantik dengan jas kerja, hmm mungkinkah dia senasip denganku di malam ini.
“anu bapak ingin pulang ke pontianak kan?”tanya nya masih menunduk di depan jendela, aku mengangguk dan mempersilahkan wanita itu masuk.
“mau menuju kemana mbak?’tanyaku setelah wanita itu duduk di sebelah kursi supir.
“ah nama saya Yonia, saya kerja di perusahan mampawah,” ujarnya mengulurkan tangan
“waah dapat teman ngobrol saya, nama saya Benny,” aku menjabat tanganya
“ah mas benny mau ke pontianak kan?”tanya gadis itu lagi
“iya nih rencananya aku ga mau pulang, tapi pagi aku harus meeting penting,”
“maaf ya mas ngerepotin, klo mas sibuk antar saya sampai jembatan tol tanjung raya aja.”ujar Yonia sambil menatap jendela.
Emang kamu mau kemana?”tanya ku sambil bersiap melaju.
“saya ke kotabaru tapi kalau mas sibuk ya saya di tanray aja,”ujarnya tertunduk.

       Aku melihat ke arah tangan kiriku jam menunjukan pukul 01.22 saat ini kami sedang berada di wilayah peniti, baru saja aku mau berdehem bau wangi yang semerbak menggangguku, aku menoleh gadis bernama Yonia itu masih menatap pemandangan di balik jendela.
“Yon boleh nanya ga?”tanyaku waswas
“tanya apa mas,” dia membalikan wajahnya ke arah ku
“kamu ada urusan apa sehingga perlu pulang tengah malam?”tanya ku
“tadi aku dapat telefon dari adik ku yang di pontianak katanya ayah sakit, dan ga satu pun orang yang punya uang untuk beli obat?”ujarnya sedih/
“oh jadi kamu mau ambil uang di buku tabungan kamu?”tanyaku lagi.
“iya mas ini tabungan ku masih ada empat puluh juta, itu aku tabung dari pertama kali gajian.”
Sisanya perjalanan terasa membosankan kadang gadis itu menatap pemandangan di balik jendela terkadang ia bercerita ia merindukan saudara ibu dan ayahnya
Terkadang ia mengobrol tentang masa kecilnya.
Jam menunjukan pukul 03.04 aku memasuki sebuah gang kecil di jalan kota baru.

“Yon ini rumah kamu?”tanyaku menunjuk rumah sederhana di samping kanan mobil,

“iya mas makasih ya padahal kita ga salig kenal,”ujar gadis itu sambil membuka pintu,
“mas sekali lagi makasih loh ya,”kali ini ia beranjak an mengambil tasnya.
“sama sama Yon,”ucapku melambaikan tangan.
Aku mengekorinya dengan mataku hingga ia benar benar menghilang.
Baru saja aku mau memundurkan mobil ku aku melihat buku tabungan Yonia tergeletak manis di jok sebelahku.
Aku tersenyum dan bergegas turun menuju rumah orang tua Yonia

Rumah sederhana itu terlihat agak menyeramkan dengan lampu teras yang temaram,
Aku mengetuk pintu berkali kali tapi tidak ada yang membukanya hingga ketukan kesekian kalinya pintu itu terbuka,
Seorang ibu ibu berusia 40tahunan membuka pintu.
“malam malam begini cari siapa ya nak?”tanya wanita itu
“Yonianya ada bu?’tanyaku.
Wanita itu menghidupkan lampu ruang tamu kemudian ia memberi isyarat untuk menunggu.
Tak lama kemudian seorang bapak bapak dan dua orang anak gadis masuk keruang tamu di ikuti si ibu
“duduk lah nak,”ujar si bapak dengan suara yang berat.
“sejak kapan kamu kenal anak saya?”tanya bapak itu lagi.
Aku menceritakan awal perjalanan hingga akhir.
“lalu kenapa kau berniat naik ke rumah ini nak?”tanya sang ibu dengan sendu
“awalnya saya Cuman ingin mengantar Yonia tapi buku tabunganya tertinggal di mobil seperti yang Yonia bilang kalian membutuhkan uang jadi saya berinisiatif untuk mengembalikan buku tabungan Yonia,”
Bapak itu mengambil buku tabungan dari tanganku, terlihat tangannya bergegar mengambil buku tabungan itu.
“lalu dia bilang apalagi?”tanya si bapak parau.
“Yonia hanya bilang dia harus pulang karena adiknya telfon, dan dia juga bilang kalau bapak sedang sakit dan butuh uang.”
Mendengar pernyataan ku si ibu menangis dan menutupi mulutnya, sementara si bapak hanya diam dan meneteskan air mata.
“ada apa ya pak?’tanyaku penasaran.
“buk ambilkan buku di laci meja bapak,” ujar si bapak menahan tangis, sementara aku hanya duduk kaku di sampingnya, sang ibu datang dengan bungkusan kain di tanganya, ia menyerah kan bungkusan itu ke tangan ku dan memberiku kode untuk membukanya.
Keringat dingin menetes di dahiku, aku dengan pelan membuka bungkusan kain di depan ku.
 Sebuah buku yasin berwarna pink fanta, bukan buku yasinnya yang membuatku terkejut tapi foto dan nama Yonia lah yang tertampang di sana, belum usai keterkejutanku si bapak bicara dengan suara bergegar.
“Yonia kami sangat menyayangi kami ia bekerja setelah sma untuk pendidikan adik adiknya Yulia dan Yunita, yonia kami selalu menyisihkan uang gajinya ia adalah anak yang sangat luar biasa,semua pekerjaan di lakoninya dulu, sehingga suatu hari ia mendapatkan posisi yang bagus di perusahaanya dengan syarat harus tinggal di sana,” si bapak menghela nafas dan melanjutkan bicaranya lagi.
“hingga suatu hari saat hendak pulang ke rumah, sesorang menabraknya,”
Bapak itu tersedu sedu, si ibu yang ada di sisinya mengelus punggungnya pelan.
“kalau saja yulia saat itu tidak masuk sma mungkin kakak masih ada. Tangis remaja sma itu pecah di ikuti oleh si bungsu yang kelas 6 sd.
“kita rindu kakak,”tangis Yulia tersedu.
Aku melaju ke arah mereka terduduk di depan mereka.
“saya yakin kakak kalian sangat bangga dengan kalian, itu terlihat saat ia membicarakan kalian dengan semangat tadi.”
“kakak kalian hanya meminta kalian agar menjaga orang tua kalian, saya yakin kakak kalian bahagia di sana karena tugasnya sudah selesai.”

Adzan subuh terdeengar dari surau depan rumah mereka aku tahu
Tugasku sudah selesai dan Yonia pasti bahagia, aku memeluk ayah Yonia di kursi
“pak saya tahu saya baru berteman dengan anak bapak semalam, tapi saya harap bapak tetap menghubungi saya jika ada perlu sesuatu,”aku merongoh saku celana ku dan mengeluarkan sebuah kartu nama.
“terimakasih nak benny atas kejujuran nak benny,”ucap perempuan itu meneteskan air mata
“sama sama bu ini udah pagi saya pulang dulu,”ujarku sambil berjalan menuju mobil.
       Aku membelokan mobilku menuju jalan besar, tiba tiba sebuah tangan menyentuh bahu ku.
“Benny, terimakasih,”ucapnya dan menghilang perlahan






Tamat                                                                                              gabby andina


Ben koreksinya ya hehe


SORRY GAMBAR GA SESUAI :p

Minggu, 28 April 2019

AKHIR DARI PENANTIAN

bagiku kamu segalanya
bagiku kamu sempurna
bagiku kau adalah cita citaku

aku akan menunggu bila kau belum siap
aku akan menanti jika kau belum mau
aku akan di sini dalam diamku
dengan hati penuh luka

tapi 6 tahun tak ada artinya
aku bukan kau anggap siapa siapa.
sakit , sakit saat kau memintaku menunggu
tetapi kau denngan wanita lain.

sayang taukah kau hubungan kita tak di restui
aku bisa melawan mereka demi kamu
aku bisa bersikeras untuk mendapatkan mu
aku akan seperti itu jika kau juga memperjuangkanku.

aku memahami alasan mu yang tidak bisa mencintaiku
aku paham dengan segala kekuranganku
akhiri saja kareena aku tak mau kau dihina
karena memiliki kekasih sepertiku

ini yang terbaik untuk ku untuk mu
untuk orang tua kita
aku rela menahan cinta ini
aku rela menelan kepedihan ini.

teruntuk kamu terimakasih
karena elah menemani hayalku
terimakasih kau pernah ada di hidupku
terimakasih telah mengijinkan ku jatuh cinta dengan mu

     GABBY ANDINA

Sabtu, 27 April 2019

ANGIN MUSIM DINGIN

Angin musim dingin 

Pepohonan menari mengikuti irama
beberapa burung terbang dan berkicau 
beberapa serangga mencari tempat yang aman
dan beberapa manusia mengeluh

angin membuat daun yang tua berguguran 
angin membuat manusia terus mengeluh
dingin sejuk mendung
angin menerpa tubuhku yang menggigil

kenapa manusia masih terus mengeluh
mereka adalah makhluk sempurna
mereka adalah makhluk berotak besar

manusia manusia itu mengeluh tentang angin 
manusia adalah mahluk sempurna 
manusia bisa mendapatkan makanan dengan otak 
manusia bisa menciptakan segala sesuatu yang indah

tapi aku semua pandangan ku hanya kelabu
kaumku di tindas dan di sayang
di pisahkannya aku dan bayi bayiku
dan ketika aku mengeong mengemis makanan
mereka mengusirku dan memukulku

beberapa ras kami seperti anggora dan persia
di manja di beri layanan layaknya raja
beberapa kami yang tinggal di kampung
di tendang ketika meminta makanan

aku masih merasakan angin musim dingin
membelai tubuhku yang penuh luka 
aku masih di sini menatap muak 
manusia manusia yang tak bersyukur


                                                                        KARYA GABBY ANDINA P.