LOVE
FROM THE HEART.
Cerpen ini
ku persembahkan untuk temanku sahabatku tetanggaku saudaraku musuhku sachiee.
Selamat membaca (aku tau abis ini dia pasti berkomentar
begini “nggak penting sekali.”
Mata
alenaa terpaku pada sosok di depan ku, seorang pria yang bercelana pendek dan
berkaus oblong dengan rambut hitam legam yang teriup angin.
“iya tau kok aku ganteng,”ujar ezra sambil memainkan
smartphonenya.
Saat itu mereka di cafe langganan mereka, bukan cafe mewah
hanya cafe biasa yang sederhana tapi selalu menyenangkan karena wifinya lancar.
“idih najis, bisa ga jangan alay,”ujar alenaa sambil meminum
spritee dinginnya, mulutnya sedikit membentuk lengkungan keatas.
“kalo nggak ganteng, mana mungkin kamu mau,”ujar ezra. Mendengar
hal itu alenaa hanya geleng geleng kepala mengambil headphonenya dan meneruskan
menonton drama korea yang tadi sempat tertunda.
“beb,”panggil ezra sambil menggigiti sedotan fantanya,
aleena menoleh ke arah samping dan cup sebuah kecupan singkat mampu membuat
gadis itu tersenyum manis.
“manis,”ujar ezra lagi sambil mengambil permen yupi milik
alenaa.
“iya memang manis makanya aku beli,”ujarnya dengan mata
tetap terpaku pada layar laptopnya.
“bukan yupi tapi kamu,”gunggam ezra lagi, setelah itu alenaa
terbatuk batuk dengan pipi yang memanas.
“dari
mana kamu?”sebuah teriakan nyaring membuat gadis berambut sepinggang itu
berhenti di depan pintu kamar.
“jalan ke cafe,”ujar alenaa malas.
“sama laki laki itu?”tanya penny sinis tangannya sedari tadi
sibuk menghitung hitung koleksi tupperware.
“kenapa ga boleh, dia punya nama ma, namanya ezra,”ujar
alenaa masuk ke kamarnya dan membanting pintunya.
Elenaa lelah capek, perlakuan dan tuntutan keluarganya
membuat hidupnya berat seakan akan ia tak di ijinkan bahagia, seakan akan dia
tak bisa bahagia.
“andai saja kalian tahu aku bahagia saat bersamanya, aku
merasa hidup ku lengkap dengan dia di sisiku.”
Gadis itu menahan isakannya duduk dengan memeluk lututnya di
sudut ranjang, dadanya sesak hatinya pilu, seakan akan ada sebuah batu besar
yang menghimpitnya tak terlihat tapi bisa di rasakan, tangisannya berhenti saat
ponselnya berbunyi dengan nama ezra di layarnya.
“halo,”ujar alenaa menahan suaranya agar tak terdengar
seperti habis menangis.
“aku udah nyampe, lagi apa?”tanya suara dari sebrang.
“lagi lanjutin drama korea yang tadi,”ujar alenaa menatap
laptopnya yang tertutup.
“pantesan suaranya kek abis nangis,”ujar ezra tertawa.
“iyalah makanya ikutan nonton jadi bisa mewek bareng,”ujar
gadis itu tersenyum.
Begitulah ezra dengan perhatian kecilnya, dengan lelucon
leluconnya mampu membuat alenaa tertawa.
Pagi itu
tak seperti biasanya penny sibuk memberesi koper di hadapannya, sesekali mulut
wanita berusia 40an itu berkomat kamit, setelah memastikan semuanya tersedia
penny mengetuk pintu anak gadisnya.
“bangun lenaa,”ujar penny membuka horden dan membiarkan
cahaya matahari mnerangi kamar alenaa.
Gadis itu mengusap wajahnya dengan kasar, menatap penny
dengan raut bingung saat melihat dua buah koper di ruang tengah.
“mama mau ke riau lagi?”tanyanya dengan setengah menguap.
“bukan mama tapi kita,”ujar penny sambil menyilangkan tangan
di atas dada.
“hah tumben aku di ajak, biasanya mama cuman ajak mas arka
sama rendy.”
“kali ini kita ga liburan, papa suruh kamu tinggal di sana
supaya nggak dekat dekat dengan laki laki itu.
Gadis itu tersentak, perlahan air mata menggenang di
pelupuk, sekali saja jika ia berkedip maka ia yakin air mata itu pasti akan
terjatuh.
“lenaa ga mau,”ujar gadis itu, tak akan ia biarkan
airmatanya menetes di depan mamanya, tak akan pernah.
“ini perintah dari papa, papa udah nunggu kamu di rumah
sana.
“kalau lenaa ga mau gimana?”ujar alenaa datar tanpa emosi.
“ALENAA MAHENDRA,”teriak penny airmatanya terjatuh, wanita
itu terkulai duduk sambil menghapus airmatanya dengan jari.
“kenapa nggak langsung bunuh aja ma? Kenapa mama malu liat
anak mama jalan dengan seorang lelaki yang latar belakangnya dari keluarga
sederhana, mama malu, tapi ma lenaa lebih malu dengan keluarga kita.”
“apa maksud kamu ujar penny mengadahkan kepalanya menatap
sosok alenaa yang bersandar di depan pintu kamarnya.
“alenaa malu ma, mama papa memang kaya tapi mama sama papa
miskin di hati, mama lupa bahwa baik mama papa lenaa dan ezra sekalipun adalah
ciptaan tuhan, mama lupa uang yang mama dapatkan juga rezeki dari tuhan, mereka
memang nggak sekaya kita, tapi hati mereka ma,itulah kenapa lenaa merasa damai
di samping ezra.”
Semua terdiam tidak ada yang berbicara tidak penny tidak
pula alenaa.
“udah?”tanya penny bangkit dari duduknya.
“belum, mama tau jabatan gelar dan uang yang mama miliki sekarang,
itu tak akan di bawa mati,alenaa benci kalian.”
Gadis itu mengusap pipinya hatinya semakin perih akan takdir
yang ia miliki.
Ezra yang ia butuhkan hanya lelaki itu.
Bersambung.
( untuk sachiee dan egitt maaf telah membuat kesalahan di
masa lalu, tapi aku harap buatlah kisah cinta yang manis agar aku bisa
menentukan happy ending untuk cerpen ini salam dari gunjam aka gabby sorry klo
agak lebay hehe)